Jumat, 28 Maret 2008

Riskan, Ruang Gerak Seni Teater di Indonesia

JAKARTA, KCM - Meskipun seni teater di Indonesia bisa dikatakan tengah naik daun, ternyata ruang geraknya cukup riskan. Hal tersebut disampaikan seniman teater Nano Riantiarno usai menyaksikan pentas teater siswa dalam rangkaian acara bulan bahasa yang diadakan Sekolah Pelita Harapan Lippo Karawaci, Tangerang, Jumat (9/11).
"Para pelaku teater menghadapi tantangan yang berbeda jika dibandingkan pada masa Orde Baru. Sekarang teater punya ruang gerak luas dalam hal penyampaian ide, namun riskan menghadapi penyensoran dari berbagai pihak terutama yang mengatasnamakan golongan tertentu," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Nano, seniman teater harus menyiasatinya dengan menyajikan karya yang merangkul dan menyentuh hati semua pihak.
Pemimpin Teater Koma ini tengah melakukan upaya provokasi untuk menggerakkan seni teater di sekolah-sekolah.
Menurut Nano, dari sanalah akan muncul seniman-seniman muda yang bisa menghadirkan variasi lain dalam perjalanan teater di Indonesia. "Sayangnya, hanya sebagian kecil sekolah yang dapat memfasilitasi siswanya dalam bidang seni teater. Sedangkan berharap dari pemerintah sangat sulit, tidak ada dukungan politis terhadap seni teater karena kita dianggap sebagai tukang kritik. Padahal kritik itu justru menunjukkan adanya sistem yang tidak beres," papar Nano. (IDW)

Tidak ada komentar: